Tuesday, January 13, 2015

A Keloid Story of My Life (written in mostly Indonesian)

Chapter 1

Pembicaraan antara om dan tante di mobil:
"Jadi tadi dokternya bilang..keloid itu bisa muncul kalo orangnya punya bakat keloid."
"Jadi Yona ini punya bakat keloid."
"Iya dia ternyata ada bakat keloid."
"Bakat keloid ya dia ternyata."
"Betul. Bakat keloid ternyata dia."
"Keloid ternyata dia bakat."
Intinya gitu, diulang-ulang beda kalimat aja terus sepanjang jalan. Aku jadi mikir,
"Bakat keloid ya. Hmm.. Baru kali ini ada bakatku yang diakui secara verbal sama mereka. Tapi memang sih itu bakat yang menonjol (pun intended haha..they literally are "standing out"). Mungkin ini harus ditulis di CV juga. BAKAT: KELOID.


Chapter 2

Check-up kedua: "Anda baru? Sakit apa? Sebentar saya cek riwayat...
OH! Yang keloid itu ya!"
 
Check-up ketiga: "Fiona..hmm...baru ya.sebentar saya cek riwayat anda..
OH! Yang keloid ya!"
 
Check-up keempat: "Fiona ya..yang mana ya.. Sebentar saya cek di...
OH! Yang keloidd!"
 
Check-up kelima mulai malesin nih kayaknya: "Sore dok, saya Fiona yang keloid."
"Fiona? Hmm sebentar.. Eh bilang apa tadi? Yang keloid? OH! Ya ya ya gimana gimana?"
 
Check-up keenam udah mulai biasa: "Sore dok, saya yang keloid."
"Ohh! Baik baik baik. Gimana perkembangannya?"
 
Selanjut-selanjutnya: "Sore dok! Saya si keloid! Hahaha!"
"Ah! Sini sini dengkulnya" *ambil lampu meja*

Interesting semi agak sialan emang dokter kulit satu ini..